Wednesday, January 28, 2009

Tetap Menunggu Meski Data Sudah Valid

Nama : Irvan
Umur : 23
Alamat : Desa Bahagia, Kec. Kr. Sabee, Aceh Jaya
Irvan membuat pengaduan kepada tim advokasi Palang Merah Irlandia via SMS tentang bantuan rumah yang belum diperoleh orangtuanya sampai hari ini. Keluarganya merupakan korban Tsunami di desa Lageun kec. Setia Bakti, Aceh Jaya. Irvan saat itu masih berstatus mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di kota Meulaboh. Sekarang dia bergabung dalam tim relawan di PMI Aceh Jaya untuk program Psycosocial Support. Rumah orangtuanya hancur porak poranda ketika Tsunami, kebetulan persis di ujung bibir jembatan, hanya ratusan meter dari bibir pantai. Usai musibah keluarganya mengungsi, mula-mula, ke Banda Aceh. Bertahan tiga bulan, akhirnya menetap di Calang, sampai sekarang. Bukan tanpa alasan kalau pada gilirannya tanah bekas rumahnya tersebut dijual karena menurut dugaannya tidak layak lagi menetap di Lageun, di samping ada isu perluasan badan jalan raya yang barangkali akan mengambil berapa pun bagian tanah dari bekas rumahnya. Malangnya, pantauan tim advokasi di lapangan, di bekas tanah tersebut sekarang sudah dibangun rumah bantuan oleh NGO Samaritan, meskipun bentuknya seperti rumah kopel berjejer dan berukuran lebih simpel. Tentunya rumah itu bukan lagi milik orangtua Irvan. Sejak dijual, status kepemilikan berubah. Orangtua Irvan mendapat bantuan satu shelter saat mengungsi di Calang. Mereka tinggal di shelter tersebut di atas tanah militer setempat. Tentang hak bantuan rumah untuknya sudah diurus sejak awal usai Tsunami. Pertama-tama jatah bantuan a.n. Mahyuddin (orangtua Irvan) terdaftar di Lageun. Lantaran tidak punya tanah lagi statusnya dimasukkan dalam daftar korban relokasi. Orangtuanya membeli tanah di Kampung Blang yang diharapkan bantuan rumah dapat dibangun di tempat tersebut. Meski belum tahu kepastian pembangunan, pengakuan orangtuanya, nama Mahyuddin dinyatakan valid oleh Asperkim BRR Aceh Jaya, Ampoen Jal, dan berhak atas rumah bantuan. Sebab di samping tanah kosong tersebut, orangtua Irvan juga sudah membangun sejenis toko kelontong sebagai tempat usahanya. Telusur punya jejak, kabarnya tidak lama lagi BRR—melalui subrekanan kontraktor—akan segera memulai pengerjaan rumah bantuan. Kabarnya awal tahun, mungkin Januari. Tim advokasi Palang Merah Irlandia akan senatiasa memantau perkembangan kasus ini.

2 comments:

ya said...

asslm..
saya zuil irvan,saya ingin menginformasikan bahwa sampai juli 2009 orang tua saya (atas nam mahyuddin)belum mendapatkan rumah bantuaan..jadi saya memohon kepada irish red cross untuk mengkoordinasikan kembali..
trims

ya said...

asslm..saya zuil irvan
saya ingin menginformasikan nahawa sampai juli 2oo9 belum ada kabar pembanginan rumah atas nam orang tua saya..jadi saya mohon bantuan nya irish red cross untuk mengkoordinasikan nya kembali.
trims