Monday, November 10, 2008

Warga Cot Batee-Bireun minum air asin nan kuning bertahun-tahun

Muchlis mewakili korban tsunami sebanyak 65 KK yang menempati tanah relokasi dan rumahnya dibangun oleh UMCOR, serah terima rumah bantuan sudah dilakukan setahun yang lalu. Menurut keterangan dari Muchlis semua rumah bantuan sudah ada sumur tetapi karena kondisi daerah yang berdekakatan dengan pesisir pantai dan tekstur tanahnya yang kurang bagus maka airnya menjadi asin dan berwarna kuning jadi tidak bisa konsumsi untuk air minum oleh warga sekitar, hanya bisa di gunakan untuk mandi dan mencuci. Warga juga sudah melakukan penyaringan untuk air dengan menimbun sumur dengan pasir dan memakai ijuk, tetapi hanya bisa bertahan untuk 2 hari saja setelah itu air akan berubah warnanya, untuk saat ini warga sangat membutuhkan sarana prasarana air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Muchlis sudah pernah melapor kepada pihak UMCOR dan perintah kabupaten Bireuen tetapi tidak ada tanggapan yang menggembirakan dari keduanya.Menurut keterangan dari Muchlis dan warga sekitar bahwa sudah ada pipa PDAM di areal perumahan warga, tetapi belum ada sambungan air dari PDAM kabupaten Bireuen. Tim Advocacy palang merah akan memfasilitasi warga Cot Batee dengan PDAM Bireun, kita tunggu kasus ini…

Di Cot Baroh-Geulumpang Tiga Pidie, 500 Meter Jalan Baru Bisa Minum dan memasak


Name : Karimudin
Alamat : Cot Baroh, Glumpang Tiga, Pidie jaya

Tim Advokasi Palang Merah Irlandia diwaktu verifikasi langsung kelapangan tidak bisa bertemu Karimudin katanya berhalanganada acara keluarga di Mereudu, Karimuddin mewakilkan 2 orang untuk bertemu tim Advokasi Palang Merah Irlandia yaitu Zaiduri sebagai sekdes dan kepala dusun Sukran mereka mewakili masyarakat Desa Cot Baroh yang kekurangan air bersih, dalam pertemuan tersebut terungkap mereka bukan korban tsunami dan gempa, wilayahnya juga bukan areal tsunami, mereka mengungkapkan bahwa setiap Rumah tangga mempunyai sumur dengan kedalam 15 cincin tapi air sumur mereka asin tidak layak untuk minum, untuk kebutuhan rumah tangga memasak mereka harus mengambil air dari sumur yang berjarak kira kira 500 meter, mereka mempunyai sumur untuk umum yang dibangun masyarakat sendiri dan bantuan CARDI ada satu unit, Karuimudin mengungkapkan mereka pernah mengajukan juga ke UNICEF melalui stafnya Mukadis tapi proposal mereka tidak disetujui karena UNICEF mengutamakan bantuan untuk sekolah dan rumah sakit, mereka juga pernah mengajukan ke PEMDA kabupaten tapi tidak ada tanggapan. Menurut pak sekdes kemungkinan sumur-sumur di setiap warga tidak asin jika mereka pake sumur bor dengan kedalaman lebih dari 15 cincin. PDAM juga belum masuk kewilayah tersebut. Sekali lagi pak karimudin mengungkapan bagaimana Palang Merah Irlandia bisa memfasilitasi untuk adanya akses air yang lebih mudah, kasus ini ditangani Bambang Nurcahyo…

Masih ada kusta di Aceh?


Hasan tuha peut dan coordinator pengungsi di Pangwa, beliau mewakili komunitas kusta sebanyak 66 kepala keluarga, mereka korban gempa dan tsunami, rumah mereka dipesisir pantai 500 meter dari laut (sebelum tsunami) tsunami pada 24 Desember 2004 yang lalu membuat semua rumah hancur, tidak memungkinkan bagi mereka membangun rumah ditempat semula, akhirnya mereka direlokasi ke Pangwa masih satu gampong tapi jaraknya dengan laut lebih jauh 1 km. Tempat relokasi di bantu oleh Caritas German lengkap dengan rumah, Mata pencaharian warga relokasi adalah nelayan dan bagi ibu-ibu rumah tangga mereka bernak ayam sekedarnya. menurut mereka penghasilan sebagai nelayan dan peternak ayam tidak cukup untuk menghidupi keluarga, mereka ingin sekali mempunyai mata pencaharian lain seperti bertani, bertani dan berdagang, dua NGO dan BRR selain Caritas German yang pernah membantu komunitas mereka yaitu WHO, CWS , WHO Membantu penyembuhan mereka untuk penyakit Lepra (kusta), CWS pernah membantu satu boat dan alat penangkap ikan dan itupun sudah rusak, sedangkan musalla di bantu BRR, itulah hasil dari verifikasi yang dilakukan oleh tim Advokasi palang Merah Irlandia yang mengambarkan mereka sangat membutuhkan pendampingan yang lebih lama untuk bisa mengembangkan hidup untuk masa depan yang lebih baik. kasus ini akan ditindaklanjuti oleh; Bambang Nurcahyo...