Nama : ZAFNI
Alamat : Barak GTZ Punge Blangcut – Banda Aceh
HP : 081361736381
Ibu yang mempunyai 4 orang anak ini berstatus sebagai janda. Ia ditinggalkan oleh suami tercinta pada saat gempa dan tsunami tiba. Suaminya dibawa air dan menelan Lumpur tsunami, sempat bertahan hidup selama seminggu dan akhirnya meninggal.
Ke 4 anaknya perempuan dan 3 diantaranya sudah duduk dibangku sekolah, yang pertama duduk di bangku SMA, kedua SMP dan ketiga SD. Anak yang terakhir masih balita. Untuk menghidupi ke 4 anaknya ia berjualan kue titipan orang di Pasar Kampung Baru. Hasilnya tidak seberapa tapi untungnya banyak belas kasihan dari orang yang mampu yang menyumbangkan uang kepada anaknya. “rejeki anak” katanya dengan wajah memelas.
Pada saat terjadi gempa dan tsunami, Ibu zafni tinggal di Lamtemen Timur. Ia berstatus sebagai penyewa. Kemudian beberapa hari kemudian dia mengungsi ke Barak TVRI Ketapang. 4 bulan berikutnya ia dengan anak-anaknya mengungsi lagi ke barak Lamtemen Timur. Ia beserta penghuni barak lainnya telah memberikan semua dokumen yang diperlukan untuk permohonan bantuan rumah ke BRR melalui coordinator Barak. Tapi sangat disayangkan, data ibu Zafni tidak masuk di dalam daftar calon penerima rumah. Tidak diketahui mengapa data ibu zafni luput dari pendataan.
Hari berlalu sangat cepat, setelah 1 tahun ia tinggal dibarak belum juga bantuan tiba. Sedangkan penghuni barak lainnya telah bersiap siap untuk meninggalkan barak dan menempati rumah baru. Hanya ibu zafni sekeluarga yang menempati rumah tersebut. Dengan alasan itu pula coordinator barak menyarankan agar beliau bergabung ke barak GTZ di punge Blangcut.
Setelah ia pindah kebarak GTZ tersebut kesabaran ibu Zafni masih diuji. Setiap bantuan datang, baik itu berupa makanan maupun kebutuhan hidup lainnya ia tidak pernah mendapatkan. Alasannya Nama zafni tidak ada dalam daftar penghuni barak.
Sudah berulangkali ia menemui BRR tapi tidak ada kejelasan apapun. Sampai suatu hari Ia mendapat informasi dari seorang teman yang menyarankan agar mengadu ke Rumoh PMI melalui Handphone temannya tersebut. Pada tanggal 15 april 2008, SMS pengaduan ibu zafni masuk ke rumoh PMI. Tim advokasi langsung membantu menindak lanjuti permasalahan yang sedang di hadapi. Ibu zafni bersama2 dengan Tim advokasi mendatangi BRR untuk menanyakan kejelasan bantuan rumah dari BRR. Pihak BRR menyarankan agar Ibu zafni bersabar, kemungkinan ada 2 pilihan relokasi untuk ibu zafni yaitu dari Budha Suci dan Islamic Relief ”tinggal menunggu kunci saja” kata staff BRR dengan nada meyakinkan. Untungnya ibu zafni sangat sabar dan tidak pantang menyerah, ia terus mendatangi BRR dan Tim advokasi juga selalu menanyakan perkembangan dari BRR. Sampai pada awal bulan juli 2008, Ibu Zafni mengabarkan bahwa ia telah mendapatkan kunci rumah dari Islamic Relief. Alhamdulillah...buah dari kesabaran, sekarang ibu zafni telah tinggal di rumah barunya di desa Labuy Aceh Besar.
By: Lenny Octoria
Alamat : Barak GTZ Punge Blangcut – Banda Aceh
HP : 081361736381
Ibu yang mempunyai 4 orang anak ini berstatus sebagai janda. Ia ditinggalkan oleh suami tercinta pada saat gempa dan tsunami tiba. Suaminya dibawa air dan menelan Lumpur tsunami, sempat bertahan hidup selama seminggu dan akhirnya meninggal.
Ke 4 anaknya perempuan dan 3 diantaranya sudah duduk dibangku sekolah, yang pertama duduk di bangku SMA, kedua SMP dan ketiga SD. Anak yang terakhir masih balita. Untuk menghidupi ke 4 anaknya ia berjualan kue titipan orang di Pasar Kampung Baru. Hasilnya tidak seberapa tapi untungnya banyak belas kasihan dari orang yang mampu yang menyumbangkan uang kepada anaknya. “rejeki anak” katanya dengan wajah memelas.
Pada saat terjadi gempa dan tsunami, Ibu zafni tinggal di Lamtemen Timur. Ia berstatus sebagai penyewa. Kemudian beberapa hari kemudian dia mengungsi ke Barak TVRI Ketapang. 4 bulan berikutnya ia dengan anak-anaknya mengungsi lagi ke barak Lamtemen Timur. Ia beserta penghuni barak lainnya telah memberikan semua dokumen yang diperlukan untuk permohonan bantuan rumah ke BRR melalui coordinator Barak. Tapi sangat disayangkan, data ibu Zafni tidak masuk di dalam daftar calon penerima rumah. Tidak diketahui mengapa data ibu zafni luput dari pendataan.
Hari berlalu sangat cepat, setelah 1 tahun ia tinggal dibarak belum juga bantuan tiba. Sedangkan penghuni barak lainnya telah bersiap siap untuk meninggalkan barak dan menempati rumah baru. Hanya ibu zafni sekeluarga yang menempati rumah tersebut. Dengan alasan itu pula coordinator barak menyarankan agar beliau bergabung ke barak GTZ di punge Blangcut.
Setelah ia pindah kebarak GTZ tersebut kesabaran ibu Zafni masih diuji. Setiap bantuan datang, baik itu berupa makanan maupun kebutuhan hidup lainnya ia tidak pernah mendapatkan. Alasannya Nama zafni tidak ada dalam daftar penghuni barak.
Sudah berulangkali ia menemui BRR tapi tidak ada kejelasan apapun. Sampai suatu hari Ia mendapat informasi dari seorang teman yang menyarankan agar mengadu ke Rumoh PMI melalui Handphone temannya tersebut. Pada tanggal 15 april 2008, SMS pengaduan ibu zafni masuk ke rumoh PMI. Tim advokasi langsung membantu menindak lanjuti permasalahan yang sedang di hadapi. Ibu zafni bersama2 dengan Tim advokasi mendatangi BRR untuk menanyakan kejelasan bantuan rumah dari BRR. Pihak BRR menyarankan agar Ibu zafni bersabar, kemungkinan ada 2 pilihan relokasi untuk ibu zafni yaitu dari Budha Suci dan Islamic Relief ”tinggal menunggu kunci saja” kata staff BRR dengan nada meyakinkan. Untungnya ibu zafni sangat sabar dan tidak pantang menyerah, ia terus mendatangi BRR dan Tim advokasi juga selalu menanyakan perkembangan dari BRR. Sampai pada awal bulan juli 2008, Ibu Zafni mengabarkan bahwa ia telah mendapatkan kunci rumah dari Islamic Relief. Alhamdulillah...buah dari kesabaran, sekarang ibu zafni telah tinggal di rumah barunya di desa Labuy Aceh Besar.
By: Lenny Octoria